Tambirejo- Grobogan ( 28-09-2021) Nasib petani di musim pandemi covid 19 tak kunjung reda derita yang menimpanya. Harga- harga hasil panen petani seakan terjun bebas dari langit ke palung laut. Betapa tidak dari hasil pertanian selalu tak memihak pada petani, mulai dari harga bawang merah, harga padi, harga cabai, dan lainnya. Tahun ini harga jagung cukup bagus namun saat ini terjun bebas lagi. Semua itu karena gelontoran hasil pertanian dari negara lainnya yang membanjiri Indonesia. Dengan biaya harga saprotan yang semakin naik membuat petani tetap sabar merenungi nasibnya. Tak hanya itu saat ini petani juga dipusingkan dengan serangan tikus yang luar biasa, mulai dari tanam sampai saat panen tiba pun tak lepas dari serangan tikus.
Adanya serangan hama tikus yang luar biasa itu, sampai- sampai Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan mengadakan Lomba Gerakan Pengendalian Hama Tikus Tahun 2021. Dan tahun tahun sebelumya sudah mengadakan penyuluhan lewat poktan- poktan dengan memberdayakan burung hantu putih ( tyto alba/ serak jawa ) sebagai pradator tikus. Burung hantu (Tyto Alba) merupakan salah satu predator yang potensial karena spesies ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan spesies lain yaitu ukuran tubuh yang relatif lebih besar, memiliki kemampuan membunuh dan memangsa tikus cukup baik, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan cepat berkembang biak.
Pemanfaatan burung hantu (Tyto Alba) sebagai predator tikus merupakan salah satu model pengendalian hama secara hayati yang mengikuti prinsip pengendalian hama terpadu. Burung hantu Tyto Alba mampu mendeteksi mangsa dari jarak jauh. Burung ini pun mampu terbang cepat dengan sunyi sehingga mangsanya bisa saja tidak tahu apa yang menerkamnya. Tetapi burung ini tidak berbahaya bagi manusia.Kemampuannya untuk mendeteksi mangsa dari jarak jauh dan kemampuannya menyergap dengan cepat tanpa suara serta sifatnya sebagai hewan nocturnal (mencari makan di malam hari) membuatnya menjadi predator ideal untuk tikus-tikus. Karena burung ini bisa membuat sarang sendiri, maka harus dibuatkan dengan jarak teritorial tertentu.
Gerakan pembuatan rumah burung hantu sudah digalakkan, namun pelaksanaannya hangat – hangat tahi ayam, sudah banyak rumah burung hantu yang rusak tidak ada perbaikan lagi oleh petani. Sehingga hama tikus semakin menjadi- jadi, dari lahan yang dulunya aman sekarang sudah tak aman lagi.
Poktan Sedyo Utomo Desa Tambirejo, yang selama ini areal pertaniannya aman, kali ini sebagian tak lepas dari serangan hama tikus. Petani tak lagi menikmati hasil panen tinggal menikmati limbahnya. Gapoktan Sedyo Utomo telah mulai mengadakan pengendalian hama tikus tersebut. Dana bantuan poktan yang dari desa digunakan untuk membuat sarang/ rumah burung hantu. Tak hanya itu juga diadakan gropyokan rutin , apalagi kontur lahan pertanian sebagian besar di Desa Tambirejo berupa lahan persawahan, ini mempermudah pelaksanaan gropyokan. Hal ini berbeda dengan lahan yang dekat dengan hutan atau padang rumput, yang banyak menyediakan tempat bersembunyi bagi tikus, sehingga gropyokan tidak efektif. Gropyokan dilaksanakan poktan di bawah komando pengurus poktan masing- masing. Dan pada hari ini telah berhasil membunuh puluhan ekor tikus, dan juga melakukan pembongkaran tempat yang menjadi sarang sarang tikus.
Semoga dengan ridha Allah SWT, hama tikus bisa terkendali dan petani bisa berseri kembali. Aamiin.